Gus Mus: Seandainya Orang Tolol Mau Diam
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Man kana yu’minu billahi wal
yaumil akhir, fal yaqul khairan au liyasmut!” (Barang siapa sudah
beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah berkata yang baik atau
sebaiknya diam).
Memang bicara dan diam ada
tempatnya masing-masing. Diam pada saat harus bicara, mungkin sama
buruknya dengan bicara pada saat harus diam. Sebaiknya kita memang harus
tahu kapan kita mesti diam dan kapan mesti bicara. Kalau tidak,
salah-salah bisa celaka. Antara lain karena kita diam pada saat mestinya
harus bicara, maka kemungkaranpun terus berlangsung di negeri kita
bertahun-tahun dan mengakibatkan kerusakan negeri yang begitu parah.
Namun sebaliknya, seringkali diam justru jauh lebih bermanfaat ketimbang
bicara. Bahkan tidak jarang bicara justru menimbulkan bencana, tidak
hanya bagi orang yang bersangkutan, tetapi juga kepada orang-orang lain.
Perkelahian bahkan peperangan bisa terjadi akibat omongan yang salah.
Dulu
di majelis penguasa yang agung, ketika semua orang yang hadir angkat
bicara dan umumnya memuji-muji sang penguasa, seorang arif yang ikut
hadir dalam majelis itu hanya diam saja. Sehingga akhirnya sang penguasa
pun bertanya, “Mengapa dari tadi kau diam saja, tidak ikut bicara
seperti yang lainnya?”
Orang arif itu pun
menjawab, “Aku dari tadi diam, karena sedang mempertimbangkan dua hal
yang sama-sama berat. Apakah aku akan bicara bohong seperti mereka untuk
menyenangkan Anda, atau bicara jujur dan membahayakan diri saya
sendiri.”
Orang bijak menasihati kita, kalau
kita akan bicara sebaiknya dipikirkan dulu, agar bicara kita tidak
menimbulkan hal-hal yang negatif. Tapi orang tolol biasanya malas
berfikir, karena itu lebih dianjurkan untuk diam saja.
(Dari Canda Nabi & Sufi Sampai Kelucuan Kita)
*Sumber: http://gusmus.net/mata-air/seandainya-orang-tolol-mau-diam
Comments
Post a Comment