Gus Nadir: Misi Utama Nabi Muhammad Bukan Untuk Mengislamkan Dunia
Banyak yang kaget rupanya ketika disodorkan ayat ini. Misi utama Nabi
itu sejatinya bukan untuk menaklukkan dunia dan mengislamkan semua
orang.
Misi Nabi itu dijelaskan oleh al-Quran sebagai rahmat untuk semesta
alam.
“Dan tiadalah Kami (Allah) mengutus engkau (Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” (QS. Al-anbiya 21/107).
Dan dijelaskan sendiri oleh Nabi dalam satu riwayat Hadis Sahih:
“Sesungguhya aku diutus untuk meyempurnakan akhlak yang mulia.” Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq (HR Bukhari).
“Dan tiadalah Kami (Allah) mengutus engkau (Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” (QS. Al-anbiya 21/107).
Dan dijelaskan sendiri oleh Nabi dalam satu riwayat Hadis Sahih:
“Sesungguhya aku diutus untuk meyempurnakan akhlak yang mulia.” Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq (HR Bukhari).
Menebar Rahmat dan memperbaiki Akhlak itulah misi utama Nabi, bukan
maksa-maksa orang lain masuk Islam atau memaksa mengikuti fatwa dan
tafsiran kita sendiri, atau bahkan memaksa orang lain mengikuti pilihan
politik kita. Pemaksaan terhadap orang lain itu bukan rahmat dan bukan
pula akhlak yang mulia. La ikraha fi al-din. Tidak ada paksaan dalam
beragama.
Tafsir Ibn Katsir menjelaskan: “tidak perlu memaksa mereka.
Barangsiapa dibukakan pintu hatinya oleh Allah maka mereka akan memeluk
Islam. Barang siapa dikunci hati, pendengaran dan penglihatannya maka
mereka tidak akan mendapat manfaat jikalau dipaksa masuk Islam”.
Tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengonfirmasi bahwa “manusia telah diberi
tanggung jawab untuk memilih jalannya sendiri, dan mereka pula lah yang
akan bertanggungjawab atas pilihannya tersebut.”
Keimanan itu tidak perlu dipaksakan. Dakwah itu mengajak, bukan
memaksa. Maka hindari cara-cara yang memaksa. QS al-Nahl 16/125 memberi
kita petunjuk metode dakwah yang harus ditempuh:
Pertama, dengan hikmah,
kedua, dengan mauizah (nasehat/pelajaran) yang baik,
terakhir kalau harus berdebat, bantahlah dengan argumentasi yang lebih baik.
Pertama, dengan hikmah,
kedua, dengan mauizah (nasehat/pelajaran) yang baik,
terakhir kalau harus berdebat, bantahlah dengan argumentasi yang lebih baik.
Tidak perlu pula menjelekkan atau menghina kepercayaan orang lain.
Bahkan standar moral yang luar biasa ditegaskan dalam QS al-An’am 6/108:
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.” Kita dilarang dengan tegas untuk menistakan Tuhan dan sesembahan agama lainnya. Inilah akhlak yang diajarkan al-Qur’an.
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.” Kita dilarang dengan tegas untuk menistakan Tuhan dan sesembahan agama lainnya. Inilah akhlak yang diajarkan al-Qur’an.
Mari kawan …Kita tunjukkan pada penduduk dunia akan ketinggian ajaran
Islam yang menjadi rahmat bagi semesta dan membentuk pribadi-pribadi
yang berakhlak mulia. Begitu mereka tahu maka biarkan mereka sendiri
yang akan berbondong-bondong masuk Islam.
“Apabila telah datang pertolongan Allah
dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan
berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah
ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat”. (QS
al-Nashr 110/1-3)
Salam hangat dan selamat melanjutkan misi Nabi Muhammad di hari Senin ini,
KH Nadirsyah Hosen
*Sumber: http://nadirhosen.net/renungan/akhlak/51-misi-utama- nabi-muhammad-bukan-untuk-mengislamkan-dunia
Comments
Post a Comment